gkp.lagu-gereja.com

Renungan GKP 2022
Minggu, 16 JANUARI 2022
Renungan GKP Minggu, 16 JANUARI 2022 - TIDAK TAKUT DIUTUS KARENA TUHAN BESERTA - Yesaya 43:1-7 - MINGGU I SESUDAH EPIFANIA
#tag:

MINGGU I SESUDAH EPIFANIA
Minggu, 16 JANUARI 2022
Pembacaan Alkitab Yesaya 43:1-7
Nas Pembimbing Yesaya 41:10
Mazmur 29
Pokok Pikiran Tidak akan takut lagi sebab Tuhan beserta untuk diutus
ke tengah dunia ini
Nyanyian Tema PKJ 202:1
Pokok Doa 1. Para pendeta pelayanan umum GKP yang melayani di
luar GKP: UKSW, UKDW, UK. Maranatha, POUK,
PERUATI dan Mission 21
2. Anak-anak yatim piatu dan terlantar
3. Anak-anak asuhan di Panti Asuhan Tanjung Barat dan
Bumi Katumbiri
Warna Liturgis Hijau

TIDAK TAKUT DIUTUS KARENA TUHAN BESERTA

PENDAHULUAN
Kata takut menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah merasa gentar (ngeri) menghadapi
sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana. Sebagai manusia pasti kita pernah mengalami
rasa takut. Apakah itu takut ditinggalkan oleh orang-orang yang kita kasihi, takut kehilangan jabatan,
takut kehilangan harta benda, bahkan mungkin tidak sedikit juga yang mengalami rasa takut akan
kematian. Pada tahun 2020-2021 dengan jujur dapat kita katakan bahwa bayang-bayang maut itu
menghinggapi kita semua umat manusia karena Covid-19 yang sungguh luar biasa hebat
penyebarannya, dan tidak terbendung sehingga mengakibatkan berjuta-juta manusia terpapar dan
tidak sedikit yang tidak tertolong dan akhirnya meninggal. Ketakutan terjadi karena kita merasa tidak
berdaya, tidak memiliki kepastian terhadap sesuatu yang sedang kita hadapi. Melalui Firman Tuhan
saat ini kita diingatkan oleh Kitab Yesaya yang mengatakan “...janganlah takut sebab Aku ini
menyertai engkau ...” (Yesaya 43:5a).

PENJELASAN BAHAN
Yesaya adalah seorang nabi yang bekerja pada masa empat raja yang memerintah di Yehuda yaitu:
Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia. Yesaya menyaksikan penghukuman Tuhan bagi Yehuda. Masa
kekalahan Yehuda dari Asyur maupun saat Yehuda jatuh ke tangan Babel. Keadaan Yehuda waktu itu
tanpa harapan. Mereka terbuang dari hadapan Tuhan, dan Bait Allah yang menjadi simbol kehadiran
Allah dihancurkan tinggal puing-puingnya saja. Melalui Yesaya 43:1-7 kita melihat bagaimana
pandangan Tuhan terhadap umat Israel, sekalipun mereka telah memberontak terhadap Allah,
namun Tuhan kembali membentuk, menebus, menolong, dan menyertai karena mereka begitu
berharga di mata Tuhan. Dalam bagian ini, Allah mengungkapkan kasih-Nya untuk Israel dan
keuntungan-keuntungannya sebagai umat Allah. Dalam konteks ini juga Walaupun Israel telah
berdosa kepada Tuhan, tetapi Tuhan tetap mengasihinya. Kasih yang bukan dilandaskan pada
keadaan umat, tetapi karena Dia adalah Tuhan. Tuhan yang mempunyai kehendak dan kuasa untuk
menghibur dan memberi keamanan kepada umat-Nya dengan mengatakan, “Janganlah takut,
engkau ini kepunyaan-Ku” (ayat 1).

Bagaimanapun bangsa Israel telah memberontak kepada Tuhan, bangsa tersebut tetap dianggap
berharga oleh Tuhan. Tuhan tetap hadir dan menjanjikan keselamatan yang akan diterima oleh
bangsa Israel. Seluruh berkat yang disampaikan ini terkait dengan iman orang Israel kepada TUHAN,
bagaimana bangsa Israel kembali kepada Tuhan. Pada ayat pertama dikatakan bahwa “... Aku telah
menebus engkau, Aku telah memanggil Engkau dengan namamu ...”, ini menandakan bahwa Tuhan
yang benar-benar mengenal bangsa Israel yang begitu berharga di mata Tuhan dan mereka kembali
diundang untuk beriman kepada-Nya dan kembali menaruh kepercayaan kepada Tuhan. Begitu besar
kasih Tuhan kepada bangsa Israel, ketika bangsa tersebut mengalami penderitaan, Tuhan hadir
memberikan keselamatan seperti yang dibuktikan dengan izin yang diberikan oleh Persia bahwa
orang Yehuda dapat kembali dari pembuangan untuk membangun kembali Bait Allah dan kota-kota
mereka meskipun belum mendapatkan kemerdekaan secara utuh. Tuhan yang telah menebus
berjanji akan memelihara mereka.

Jika dikaitkan dengan konteks pada masa kini, Bangsa Israel menggambarkan peran kita sebagai
ciptaan Tuhan. Tak jarang ada orang yang memberontak dan melanggar pada ajaran maupun
perintah Tuhan. Hal tersebut membuat hubungan kita dengan Tuhan tidak dekat. Namun Tuhan
hadir dan selalu mengundang kita untuk terlibat dalam karya penciptaan-Nya. Tuhan memiliki tujuan
atas hadirnya diri kita di dunia ini, sebagai makhluk berharga yang terpilih dan diutus untuk menjadi
mitra Tuhan dalam mewujudkan tujuan dan harapan bersama. Iman kepercayaan yang terbentuk
dalam diri kita kepada Tuhan sebagai respons akan kehadiran Tuhan, seharusnya mampu meyakinkan
dan menguatkan kita untuk tidak takut dalam menghadapi kehidupan di dunia ini. Terlebih dalam
memasuki tahun yang baru, walaupun kita belum mengetahui apa yang akan terjadi ditahun 2022 ini
namun satu hal yang kita yakini sebagai orang-orang percaya bahwa ada penyertaan Tuhan yang
senantiasa memelihara dan melindungi kita, karena setiap pribadi kita adalah berharga dan istimewa
di hadapan Tuhan. Sebagai orang-orang tebusan Tuhan, kita pun mempunyai jaminan pemeliharaan-
Nya. Pada waktu kita takut menghadapi hidup ini, ingatlah bahwa Tuhan telah menebus kita dan
berpeganglah pada janji-Nya:.... ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir
zaman.” (Mat.28:20b).

POKOK PIKIRAN
1. Allah telah menebus dan mengutus kita ke tengah dunia ini untuk menjadi mitra kerja-Nya
memelihara kehidupan ini. Allah pun berjanji untuk selalu beserta dengan kita dan memberikan
kekuatan dalam pengharapan kepada-Nya.
2. Meskipun demikian, kadang ada rasa takut dan kuatir membuat langkah kita terhenti untuk
terus maju memberitakan dan menyatakan tanda Kerajaan Allah itu. Kita menjadi ragu bahkan
takut untuk menyatakan kasih, membela kebenaran, menegakkan keadilan dan menyatakan
damai sejahtera.
3. Rasa takut sesungguhnya adalah manusiawi dan pastinya pernah dirasakan oleh setiap
manusia. Hal ini wajar, sekaligus menandakan dan mengingatkan betapa kita ini adalah
makhluk yang rapuh. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk dapat mengolah rasa takut itu
supaya tidak dikuasai oleh rasa takut itu sendiri.
4. Upaya untuk mengenali dan mengolah rasa takut itu adalah utamanya dengan memiliki
kesadaran bahwa Allah Yang Mahakuasa memiliki kuasa dan kehendak mutlak atas kehidupan
kita. Allah yang terus menyertai kita sampai kapan pun. Kita perlu untuk percaya, bersandar
dan memiliki pengharapan kepada-Nya. Semuanya memberi kita kekuatan untuk diutus ke
tengah dunia ini menjadi mitra kerja Allah untuk menyatakan kasih, kebenaran, keadilan dan
damai sejahtera. (NNA)





Daftar Label dari Kategori Renungan GKP 2022





NEXT:
Renungan GKP Minggu, 23 JANUARI 2022 - TETAP BERKARYA WALAU MENDERITA - Yesaya 62:1-5 - MINGGU II SESUDAH EPIFANIA



PREV:
Renungan GKP Rabu, 5 JANUARI 2022 - KEKAYAAN HIKMAT DAN PENGERTIAN - EFESUS 1: 3-14

Arsip Renungan GKP 2022..

Register   Login