|
Minggu, 31 JULI 2022 Renungan GKP Minggu, 31 JULI 2022 - Mazmur 107-1-9 - MINGGU VIII SESUDAH PENTAKOSTA - #tag: MINGGU VIII SESUDAH PENTAKOSTA 31 JULI 2022 Pembacaan Alkitab Mazmur 107-1-9 Nas Pembimbing Mazmur 107 : 8 Mazmur 49:17-21 Pokok Pikiran Hidup dalam kasih setia Allah, hidup melakukan yang benar di hadapan-Nya Nyanyian Tema PKJ 14 Pokok Doa 1. Pengurus pos-pos pelayanan GKP 2. Pengurus pos-pos kebaktian GKP Warna Liturgis Hijau Kasih Setia Allah Menuntun Hidup dalam Kebenaran PENDAHULUAN Sebagai bagian Gereja Kristen Pasundan, kita baru saja menyelesaikan Sidang Sinode GKP Ke-XXVIII. Sidang Sinode dilakukan bukan sekedar pergantian kepemimpinan Majelis Sinode setiap 5 tahun sekali, tetapi GKP juga menghayatinya sebagai cara Tuhan memelihara Gereja-Nya dengan kasih dan kesetiaan. Tema tahun kerja bersama 2022/2023 adalah “Menghadirkan Pemulihan, Membangun Kehidupan Sejahtera Bersama” hendak mengingatkan juga bahwa saat ini kita masih menghadapi pandemi Covid-19 yang bermutasi dengan berbagai varian-varian yang ada. Melalui tema tahun kerja ini kita dipanggil untuk tidak berhenti berdoa dan berusaha agar kehidupan ini kembali dipulihkan oleh Allah Yang Penuh Kasih. Sebagai orang percaya, kita pun diingatkan bahwa pemulihan menjadi bagian kasih setia Allah kepada umat-Nya. Walaupun saat ini kita belum dapat merasakan karya pemulihan Allah, namun kita harus mengingat bahwa Ia setia, sehingga kita tidak menyerah dan putus asa melainkan tetap bersyukur dan melakukan kebaikan dalam kehidupan kita. Perjalanan bersama Gereja Kristen Pasundan saat ini juga kita yakini akan dituntun dan disertai oleh Kristus, Sang Kepala Gereja. Oleh karena itu, kita diajak untuk bersyukur dengan mengingat kebaikan-kebaikan yang Allah kerjakan dalam kehidupan Gereja kita. PENJELASAN BAHAN Mazmur 107 ini merupakan kitab pertama dari bagian kelima Kitab Mazmur yang mungkin mengikuti pola “Lima Kitab Musa”.10 Mazmur 107 merupakan bagian nyanyian syukur yang agaknya dinyanyikan dalam ritus ibadah di Bait Suci sebagai nyanyian ungkapan syukur atas pertolongan Allah kepada umat-Nya. Umat Allah mengungkapkan syukurnya atas kasih setia Allah yang mereka alami melalui karya penebusan dalam kehidupan mereka. Paling tidak ada dua peristiwa sejarah bangsa Israel dibebaskan dan ditebus oleh Tuhan. Pertama adalah pada saat mereka dilepaskan dari perbudakan di tanah Mesir, umat Israel dipimpin oleh Musa. Kedua adalah pada saat mereka mengalami pembuangan dan Allah memakai Raja Koresh untuk mengembalikan umat ke negerinya. Dalam dua peristiwa penebusan umat Allah ini kita melihat bahwa Allah tetap setia mengasihi umat-Nya walaupun Israel berkali-kali melawan perintah dan hukum Allah. Ayat 1-3 seakan menjadi kesimpulan dari keseluruhan isi Mazmur 107 ini, karena di dalam ayat pertama umat diajak untuk mensyukuri kasih setia dan kebaikan Tuhan. Kata “bersyukur” di ayat ini memiliki makna bukan hanya sekedar bersyukur tetapi mengandung sebuah pengakuan akan kebaikan dan pertolongan Tuhan. Pemazmur mengajak umat Allah untuk selalu bersyukur dengan mengingat kebaikan-kebaikan Allah. Bersyukur berarti tentang mengakui segala kebaikan Allah yang telah dilakukan dalam hidup umat. Umat yang bersyukur berkaitan dengan kasih setia Allah (Khesed YHWH). Khesed mencerminkan relasi Allah dan manusia yang berlangsung kekal dan berisi relasi timbal-balik yang berisi tentang kebaikan. Khesed berhubungan dengan usaha menghasilkan yang baik, sehingga bukan hanya sekedar sifat atau sikap tetapi tindakan. Khesed YHWH adalah tindakan Allah yang membawa kekuatan, kemenangan, penebusan, dan keselamatan. Kasih setia Allah berwujud pada tindakan Allah yang menebus dan menyelamatkan umat dahulu bahkan selama-lamanya (ay.2). Pada ayat 3 kita mendapati pemazmur menggunakan analogi umat Tuhan yang dikumpulkan-Nya dari keempat penjuru mata angin. Umat yang tercerai-berai ini diakibatkan oleh karena pemberontakan umat sehingga mereka mengalami pembuangan. Agaknya pemazmur hendak mengatakan bahwa karya penebusan Tuhan berlangsung utuh dan tidak ada satu pun yang terlupakan oleh Tuhan. Ini membuktikan betapa Tuhan mengasihi umat meskipun umat berlaku tidak setia kepada Tuhan. IA memegang teguh perjanjian-Nya dengan umat dan tidak pernah dilupakan-Nya. Ayat 4-5 menunjukkan gambaran umat ketika mereka berada di padang belantara. Kata “padang belantara” dipakai pemazmur untuk mengingatkan umat kepada peristiwa yang pernah dialami oleh nenek moyang mereka. Dalam kelaparan, kehausan, dan ketakutan, Allah hadir mencukupkan dan menyertai mereka. Padang belantara dalam sejarah Israel mempunyai makna positif maupun negatif. Makna positif yaitu pada kisah keluaran umat dari Mesir. Di sini padang belantara menjadi tempat di mana Allah dan umat membarui perjanjian dengan umat (lihat Kel. 19) dan tempat Allah mendidik umat (lihat Kel. 13:17-22). Makna negatif padang belantara adalah ketika umat ragu dan memberontak kepada Allah (lihat Kel. 17:1-7). “Padang belantara” dapat juga berarti situasi umat ketika mereka hidup dalam pembuangan. Di pembuangan mereka tidak dapat mengembangkan identitas mereka sebagai umat pilihan Allah. mereka hanyalah budak yang dapat diperlakukan apa saja oleh tuannya dan berada di luar perlindungan hukum. Hanya dengan pertolongan Tuhan saja umat dapat dibebaskan dan dilepaskan dari penindasan mereka. Ayat 6-7 menjadi jawaban Allah yang melepaskan mereka dan menebus mereka. Gambaran jalan yang lurus sangat kontras dengan gambaran padang belantara pada ayat sebelumnya. Jalan yang lurus menunjuk pada perbuatan umat yang telah ditebus dan diselamatkan. Maka, jalan yang lurus berarti sikap hidup umat mencerminkan karakter atau tindakan moral yang benar. Umat mesti menaati kembali hukum-hukum Tuhan agar kebaikan senantiasa hadir di tengah kehidupan umat. Hal ini berhubungan dengan ayat 9 di mana mereka lapar dan haus akan kebaikan. Selama ini tidak ada kebaikan sehingga mereka seakan-akan berada di “padang belantara”. Oleh sebab itulah mereka berseru kepada Tuhan dan Tuhan menolongnya. Kebaikan berhubungan dengan jalan yang lurus, artinya dengan pertolongan Tuhan jiwa mereka dikenyangkan dengan kebaikan maka hidup dan perilaku mereka sesuai dengan nilai-nilai yang benar yang dikehendaki oleh Tuhan. Inilah jalan keluar dari “padang belantara” karena mereka telah menemukan “jalan yang lurus” sehingga mereka harus terus mengucap syukur kepada Tuhan. POKOK PIKIRAN 1. Bersyukur karena kasih setia Tuhan harus dipahami sebagai pengakuan kita bahwa Tuhan begitu baik di dalam kehidupan kita. Ada begitu banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita di tahun 2022 ini. Pandemi yang belum berakhir, kesulitan hidup yang semakin bertambah, persoalan-persoalan lain yang tidak pernah kita duga terjadi menghampiri hidup kita. Di tengah segala situasi yang terjadi kita mesti terus bersyukur akan kebaikan Tuhan. Tidak ada hal yang tidak dapat kita syukuri jika kita meyakini bahwa Tuhan itu baik dan penuh kasih setia bagi kita. 2. Karya pemulihan Allah hadir oleh karena Ia setia kepada umat-Nya termasuk kita saat ini. Kasih setia Allah menuntun kita untuk berani menghadapi “Padang belantara” kehidupan. Lewat padang belantara kehidupan Allah mendidik dan menegaskan janji-Nya kepada kita sehingga kita tidak perlu kuatir dan cemas. Di dalam padang belantara kehidupan, Ia akan menunjukkan “jalan yang lurus” kepada kita. Maka kita dipanggil untuk hidup dalam kebaikan dan kebenaran-Nya. Di tengah berbagai godaan dan tantangan kehidupan, jalan yang lurus akan menuntun kita menuju jalan keluar yang dikehendaki-Nya. Hiduplah dalam kebaikan dan kebenaran-Nya senantiasa. 3. Perjalanan kita sebagai Gereja Kristen Pasundan ingin kita hayati di mana Allah menuntun dan menyertai kita. Selama 5 tahun ke depan kita akan terus bergandengan tangan, melangkah bersama mewujudkan “Gereja Bagi Sesama” di tengah kehidupan yang penuh dengan kerapuhan. Sebagai bagian Gereja-Nya, kita dipanggil untuk tetap setia melakukan tugas dan panggilan kita; sebab Ia yang memanggil kita pun setia. Akan ada banyak tantangan di hari depan namun sekaligus juga ada harapan masa depan yang indah. Sebagai bagian GKP, marilah kita mempergunakan segala potensi yang ada untuk mewujudkan panggilan-Nya yang membawa kebaikan bagi sesama. (FPA)
Daftar Label dari Kategori Renungan GKP 2022 | NEXT: Renungan GKP Minggu, 7 AGUSTUS 2022 - Kejadian 15:1-6 - MINGGU IX SESUDAH PENTAKOSTA PREV: * Renungan GKP Minggu, 17 JULI 2022 - Amos 8:4-10 - MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA | Register Login
Links:
lagu-gereja.com,
bible.,
perkantas,
gbi,
gkii,
gkj,
hkbp,
misa,
gmim,
toraja,
gmit,
gkp,
gkps,
gbkp,
Hillsong,
PlanetShakers,
JPCC Worship,
Symphony Worship,
Bethany Nginden,
Lagu Persekutuan,
|
popular pages | Register | Login | e-mail: admin@lagu-gereja.com © 2012 . All Rights Reserved. |