gkp.lagu-gereja.com

Renungan GKP 2022
Minggu, 24 JULI 2022
* Renungan GKP Minggu, 24 JULI 2022 - Demi Kasih, Kebenaran Dan Keadilan - Kejadian 18:16-33 - MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA
#tag:

MINGGU VII SESUDAH PENTAKOSTA
Minggu, 24 JULI 2022
Pembacaan
Alkitab Kejadian 18:16-33
Nas Pembimbing Pengkhotbah 3: 17
Mazmur 138
Pokok Pikiran Hidup benar dalam kepenuhan Kristus
Nyanyian Tema KKE 344 atau 558 (Kidung Keesaan)
Pokok Doa
1. Sosialisasi dan implementasi PedomanDasar Berperilaku Gereja Ramah Anak
(Hari Anak Nasional 23 Juli)
2. Kegiatan pengembangan ketahanan ekonomi keluarga / program pengembangan ekonomi berbasis komunitas yang dilakukan di GKP (Hari Koperasi 12 Juli)
3. Sinergitas badan-badan pelayanan GKP dalam mendukung program kerja sinodal GKP
Warna Liturgis Hijau


Demi Kasih, Kebenaran Dan Keadilan

PENDAHULUAN
Paus Paulus VI pernah mengungkapkan, “Jika engkau ingin kedamaian, upayakanlah
keadilan.” Untuk menciptakan kedamaian, Tuhan yang menciptakan dunia ini menyatakan
kasih-Nya dengan mendengar dan menjawab seruan setiap ciptaan. Ketika manusia
bergumul dengan penderitaan, dan berseru kepada Tuhan untuk keadilan, Tuhan menjawab
pada waktu yang tepat. Meski bagi orang lain, pada awalnya tindakan Tuhan sepertinya
tidak adil, namun pada akhirnya ia akan sadar bahwa tindakan yang dilakukan oleh Tuhan
adalah demi kasih, kebenaran dan keadilan bagi dunia ciptaan-Nya. Hal itulah yang
dinyatakan Tuhan melalui kisah percakapan Tuhan dengan Abraham mengenai Sodom
dalam pembacaan Alkitab pada hari ini.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menjelaskan bahwa adil berarti:(1) sama berat; tidak berat
sebelah; tidak memihak, (2) berpihak kepada yang benar; berpegang pada kebenaran, (3)
Sepatutnya; tidak sewenang-wenang. Dengan definisi tersebut, kita akan mampu melihat
bagaimana Tuhan bertindak adil bukan hanya bagi Abraham sebagai orang pilihan-Nya,
tetapi juga untuk semua orang yang berseru kepada-Nya dan meminta pertolongan Tuhan.
Tuhan tidak pilih kasih. Bahkan kasih-Nya pun adil untuk semua ciptaan. Itu karena Dialah
yang menciptakan segala sesuatu. Namun bagi mereka yang justru menciptakan kejahatan
dan melakukan ketidakadilan serta penindasan sehingga tidak ada kasih dan kedamaian, Ia
akan menyatakan hukuman-Nya seperti yang Ia lakukan pada Sodom dan Gomora.


PENJELASAN BAHAN
Setelah TUHAN menyampaikan rencana-Nya untuk Abraham bahwa setahun kemudian
Sara, istri Abraham, akan melahirkan anak laki-laki, TUHAN bersama dua malaikat (lihat
Kejadian 18: 1, 2, dan 19: 1) memandang ke arah Sodom. Kemudian TUHAN berkata-kata
tentang rencana-Nya untuk Sodom dan Gomora. Namun Alkitab Terjemahan Baru terbitan
LAI menerjemahkan kata ‘amar pada ayat 17 dengan kata “berpikirlah”, sedangkan pada
ayat 20 kata yang sama diterjemahkan dengan “berfirmanlah”. Hal ini hendak
menggambarkan bahwa ada dialog antara TUHAN dan dua malaikat-Nya terkait apakah
Abraham perlu diberitahu tentang Sodom dan Gomora (ayat 17-19). Dalam dialog ini,
Abraham menjadi pihak ketiga yang tidak mendengar percakapan mereka meski Abraham
sedang ada di antara mereka (ayat 16). Oleh sebab itu, setelah dialog tersebut TUHAN
menyampaikan rencana itu untuk didengar oleh Abraham (ayat 20-21). Selanjutnya kedua
malaikat pergi ke Sodom, tetapi TUHAN tetap bersama Abraham dan kemudian dialog
tentang permohonan Abraham bagi Sodom pun terjadi.
Pada perikop ini setidaknya ada tiga hal yang dapat kita renungkan bersama:
a. TUHAN Menepati Janji-Nya
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, pada akhirnya TUHAN memberitahukan
kepada Abraham tentang rencana-Nya untuk Sodom dan Gomora. Tuhan
melakukan hal itu dengan dasar bahwa Abraham adalah orang yang telah
dipilih-Nya agar keturunan Abraham nantinya akan menjadi umat yang
melakukan kebenaran dan keadilan. Dalam hal ini TUHAN menunjukkan bahwa
Ia tidak akan pernah ingkar janji (ay.19). Abraham menjadi bagian dari rencana
TUHAN untuk dunia berarti ia menjadi rekan TUHAN agar misi-Nya bagi dunia
dapat terwujud. Abraham menjadi sahabat TUHAN, sehingga TUHAN
menyingkapkan apa yang menjadi rencana dan rancangan-Nya bagi Sodom dan
Gomora.
b. TUHAN Mendengar Keluh Kesah
Tindakan yang akan TUHAN lakukan untuk Sodom dan Gomora bukan tanpa
alasan. Dia merancangkan hal tersebut karena telah mendengar keluh kesah
orang-orang tentang Sodom dan Gomora. Ada dua kata yang digunakan yaitu
za’aq (ay. 20) dan tsa’aqah (ay. 21). Za’aq cenderung menggambarkan keluh
kesah karena penderitaan atau kesengsaraan yang bukan dalam bentuk doa,
sedangkan tsa’aqah merupakan seruan kepada TUHAN9
 hingga sampai kepada
TUHAN dan TUHAN pun bertindak. Hal ini menunjukkan bahwa TUHAN
mendengar keluh kesah siapa pun yang membutuhkan pertolongan, bahkan
meski mereka bukanlah golongan umat pilihan seperti Abraham dan
keturunannya (Israel). Perbuatan dan sikap orang-orang Sodom dan Gomora
rupanya telah membuat banyak orang merasa menderita atau sengsara
sehingga mereka berkeluh kesah. Tentu TUHAN tidak akan tinggal diam bila ada
yang berseru dan menuntut keadilan dinyatakan. Dia akan menjawab pada
waktu yang tepat.
c. TUHAN Menyatakan Kasih dan Keadilan


Setelah mengetahui rencana TUHAN untuk Sodom dan Gomora, Abraham tentu
meminta agar TUHAN kiranya tidak melakukan rencana-Nya itu, yakni
melenyapkan Sodom dan Gomora. Hal itu dilakukan Abraham karena Ia tahu
bahwa keponakannya, Lot, tinggal di dekat kota Sodom. Sodom adalah salah
satu kumpulan dari lima kota besar yang disebut Pentapolis: Sodom, Gomora,
Adma, Zeboim, dan Bela atau Zoar (Kejadian 14: 2). Dalam Kejadian 13: 12, daerah
Pentapolis disebut sebagai “kota-kota Lembah Yordan”. Lot memilih tinggal di
kota Sodom karena masih banyak lahan merumput untuk ternak-ternaknya.
Abraham tentu fokus pada kondisi Lot dan keluarganya. Itu sebabnya Abraham
bernegosiasi dengan TUHAN bahwa sekiranya ada 50 orang benar di kota itu
mungkin TUHAN mau membatalkan rencana-Nya. Dari 50 turun menjadi 45, lalu
40, 30, 20, hingga 10. Ternyata, 10 orang benar pun tidak ada di kota itu. Ini
menunjukkan betapa moralitas orang-orang di kota Sodom sangat buruk.
Akhirnya TUHAN memusnahkan kota-kota di Lembah Yordan (Kej. 19: 29).
TUHAN tidak berhenti menyatakan keadilan hanya karena Lot, keponakan
Abraham, ada di kota itu, sebab TUHAN mengasihi orang-orang yang telah
berseru kepada-Nya. Abraham mengasihi Lot, TUHAN mengasihi mereka yang
tertindas. Abraham meminta keadilan dengan berpikir bahwa mungkin ada 10
orang benar di Sodom, tetapi TUHAN Mahatahu, sehingga keadilan TUHAN
yang dinyatakan. Demi kasih, kebenaran, dan keadilan TUHAN menghukum dan
membinasakan. Demi kasih, kebenaran, dan keadilan TUHAN menyingkapkan
dan menyelamatkan. Tuhan menghendaki agar umat-Nya hidup benar dalam
kasih dan keadilan-Nya, sebab tidak ada yang tersembunyi bagi Tuhan. Bahkan
keluh kesah semua ciptaan Ia dengar. Kasih dan keadilan-Nya akan terus
dinyatakan.
POKOK PIKIRAN
1. Dengan menyadari bahwa Tuhan pasti menggenapi janji-Nya, maka umat Tuhan
diminta untuk terus mendekatkan diri pada Tuhan dengan terus menjadi sahabat
Tuhan serta melakukan kebenaran dan keadilan. Dengan demikian Tuhan akan
menyatakan rencana dan rancangan-Nya untuk hidup kita, bahkan Ia akan
menyingkapkan segala yang tersembunyi untuk umat-Nya terus dipakai menjadi
perpanjangan tangan kasih-Nya dinyatakan di dunia.
2. Umat diajak untuk terus percaya bahwa Tuhan memperhatikan semua ciptaan-Nya
bahkan Ia mendengar seluruh keluh kesah umat-Nya. Jangan pernah ragu apabila
doa belum dijawab Tuhan, apabila merasa hidup penuh dengan kesengsaraan.
Berserulah pada Tuhan dan minta pertolongan-Nya.
3. Kasih, kebenaran dan keadilan Tuhan sering kali tidak sama dengan kita, sebab
Tuhan melihat segala sesuatu. Tidak ada satu pun yang tersembunyi di hadapanNya. Namun Ia juga meminta agar umat-Nya terus menyatakan kasih, kebenaran
dan keadilan sehingga segala perbuatan umat tidak menjadi keluh kesah ciptaan
lainnya. Dengan demikian hukuman Tuhan seperti yang dilakukan pada Sodom dan
Gomora, serta kota-kota di Lembah Yordan tidak akan terjadi kembali.
(ENT)






Daftar Label dari Kategori Renungan GKP 2022





NEXT:
Renungan GKP Minggu, 26 JUNI 2022 - Jangan Undur, Tuhan Masih Memakaimu - 1 Raja-raja 19:9-18 - MINGGU III SESUDAH PENTAKOSTA



PREV:
Renungan GKP Minggu, 19 JUNI 2022 - Boleh Menyerah! - 1 Raja-raja 19:1-8 - MINGGU II SESUDAH PENTAKOSTA

Arsip Renungan GKP 2022..

Register   Login