gkp.lagu-gereja.com

Renungan GKP 2022
Minggu, 10 JULI 2022
Renungan GKP Minggu, 10 JULI 2022 - Dipulihkan untuk Memuliakan Allah - Ulangan 30:1-10 - MINGGU V SESUDAH PENTAKOSTA
#tag:

MINGGU V SESUDAH PENTAKOSTA
Minggu, 10 JULI 2022
PERJAMUAN KUDUS HPI GKP
Pembacaan Alkitab : Ulangan 30:1-10
Nas Pembimbing : 2 Korintus 5 : 15
Mazmur 25:1-10
Pokok Pikiran Dipulihkan untuk memuliakan nama-Nya
Nyanyian Tema PKJ 98

Pokok Doa:
1. Pelaksanaan Sidang Sinode XXIX GKPTahun 2022 (tanggal 12-15 Juli)
2. Para utusan Jemaat (pendeta dan penatua) yang akan hadir dalam Sidang Sinode
3. Program-program kesaksian di Jemaat, klasis dan Sinode GKP
Warna Liturgis Putih

Ulangan 30:1-10
30:1 "Ayeuna maraneh meunang milih antara berkah jeung panyapa, sakumaha anu geus diterangkeun ku Bapa ka maraneh. Lamun hal-hal ieu ku maraneh geus kaalaman, sarta maraneh hirup di bangsa-bangsa asing tempat maraneh dipabalencarkeun ku PANGERAN Allah maraneh, tangtu maraneh bakal aringet kana ieu piliheun anu bieu ditawarkeun ku Bapa.
30:2 Tapi lamun engke maraneh saanak incu harayang balik deui ka PANGERAN, enya-enya ngesto kana sagala pangandika-Na anu ku Bapa diwurukkeun ayeuna,
30:3 tangtu ku PANGERAN Allah maraneh dipikawelas, dipulangkeun ti bangsa-bangsa tempat maraneh dipabalencarkeun, sarta disina mukti deui.
30:4 Sanajan dibuang nepi ka tungtung jagat nu pangjauhna, tan wande dikumpulkeun, dipulangkeun deui
30:5 ka tanah pangancikan karuhun maraneh, tur bakal leuwih mukti sarta bilanganana leuwih loba ti batan karuhun maraneh ti heula.
30:6 Tabeat maraneh saanak incu ku PANGERAN Allah maraneh dirobah jadi nurut, ka Mantenna jadi enya-enya nyaahna, sarta bakal tetepi tumetep ngancik di eta tanah.
30:7 Sagala panyapa tea ku Mantenna bakal dibalikkeun ka musuh-musuh anu bareto mikaijid jeung nyangsara ka maraneh.
30:8 Maraneh bakal ngesto deui ka Mantenna, narurut deui kana sagala pangandika-Na anu ku Bapa diwurukkeun poe ieu.
30:9 Sagala usaha maraneh bakal mulus, bakal laloba anak, laloba ingon-ingon, lahan-lahan hasilna bakal mucekil. Kalawan bingah Mantenna bakal maparin kamuktian ka maraneh cara ka karuhun maraneh baheula.
30:10 Saratna, maraneh kudu ngesto ka Mantenna, nurut kana sagala pikukuh-Na anu kaungel dina buku papakon Mantenna. Kudu madep deui ka Mantenna reujeung suhud.

Pulih setelah tobat
30:1 "Maka apabila segala hal ini berlaku atasmu, yakni berkat dan kutuk yang telah kuperhadapkan kepadamu itu, dan engkau menjadi sadar dalam hatimu di tengah-tengah segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, menghalau engkau, 30:2 dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dan mendengarkan suara-Nya sesuai dengan segala yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini, baik engkau maupun anak-anakmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, 30:3 maka TUHAN, Allahmu, akan memulihkan keadaanmu dan akan menyayangi engkau. Ia akan mengumpulkan engkau kembali dari segala bangsa, ke mana TUHAN, Allahmu, telah menyerakkan engkau. 30:4 Sekalipun orang-orang yang terhalau dari padamu ada di ujung langit, dari sanapun TUHAN, Allahmu, akan mengumpulkan engkau kembali dan dari sanapun Ia akan mengambil engkau. 30:5 TUHAN, Allahmu, akan membawa engkau masuk ke negeri yang sudah dimiliki nenek moyangmu, dan engkaupun akan memilikinya pula. Ia akan berbuat baik kepadamu dan membuat engkau banyak melebihi nenek moyangmu. 30:6 Dan TUHAN, Allahmu, akan menyunat hatimu dan hati keturunanmu, sehingga engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu, supaya engkau hidup. 30:7 TUHAN, Allahmu, akan menjatuhkan segala sumpah serapah itu kepada musuhmu dan pembencimu, yang telah mengejar engkau. 30:8 Engkau akan mendengarkan kembali suara TUHAN dan melakukan segala perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini. 30:9 TUHAN, Allahmu, akan melimpahi engkau dengan kebaikan dalam segala pekerjaanmu, dalam buah kandunganmu, dalam hasil ternakmu dan dalam hasil bumimu, sebab TUHAN, Allahmu, akan bergirang kembali karena engkau dalam keberuntunganmu, seperti Ia bergirang karena nenek moyangmu dahulu -- 30:10 apabila engkau mendengarkan suara TUHAN, Allahmu, dengan berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya, yang tertulis dalam kitab Taurat ini dan apabila engkau berbalik kepada TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu."

Dipulihkan untuk Memuliakan Allah

PENDAHULUAN
Hubungan antara kita dengan Tuhan dalam perjalanan hidup ini sangat dinamis distansinya (dekat, renggang, jauh), intensitasnya (terus menerus, kadang-kadang, tidak pernah), suasananya (hangat, suam-suam, dingin) dan konsekuensinya (hidup, menderita, binasa). Yang dikehendaki Tuhan ialah relasi yang dekat, terus menerus dan hangat dengan Tuhan, sehingga ia akan mengalami hidup dalam kelimpahan berkat-Nya. Yang tidak dikehendaki Tuhan ialah jika manusia berusaha makin renggang dan jauh dari Tuhan, kadang-kadang bahkan tidak pernah bertemu dengan suasana yang makin suam-suam dan dingin, sehingga konsekuensinya ia akan mengalami hidup dalam bayang-bayang maut, yakni hidup menderita dan berujung kebinasaan.

Topik pemberitaan hari ini “Dipulihkan untuk Memuliakan Allah” mengajak kita untuk bertanya, berefleksi dan melihat pada diri dan persekutuan kita. Adakah yang perlu dipulihkan? Bukankah selama ini relasi kita dengan Tuhan dan dengan sesama berlangsung baik-baik saja? Jikalau ada kekurangan di sana-sini, bukankah sesuatu yang wajar dan dapat dimaklumi? Sebab, bagaimana mungkin setiap warga dan bagian GKP dapat selalu berada dalam relasi yang ideal, sebagaimana yang dikehendaki Tuhan, di tengah berbagai kelemahan dan keterbatasan yang kita miliki serta bermacam godaan menggiurkan dan ancaman menakutkan yang menghampiri kita? Jika ada salah dan keliru, maka dalam hal apakah yang perlu dipulihkan dalam kehidupan kita atau persekutuan kita, agar kita dan persekutuan kita lebih mampu memuliakan Allah?

Gereja Kristen Pasundan (GKP) pada pekan depan akan melaksanakan Sidang Sinode XXIX, tepatnya tanggal 12-15 Juli 2022, menyusul rangkaian peringatan Hari Perempuan GKP, Hari Pemuda-Remaja GKP, Hari Pekabaran Injil GKP dan perayaan Perjamuan Kudus hari ini. Sidang Sinode merupakan peristiwa iman dan kebersamaan seluruh bagian GKP untuk bersama-sama mensyukuri dan memohon pemeliharaan Tuhan atas kehidupan GKP, sekaligus forum kebersamaan untuk mengevaluasi dan introspeksi atas pelaksanaan di negeri perjanjian (perjanjian di Moab). Bagaimana kehidupan Israel di dalam perjalanan dan di negeri perjanjian, serta masa depan selanjutnya akan sangat ditentukan oleh ketaatan atau ketidaktaatan Israel kepada Tuhan dan segala ketetapan yang disampaikan melalui Musa ini.

Pada waktu bangsa Israel akan menyeberangi sungai Yordan untuk memasuki negeri perjanjian, yaitu Kanaan, Tuhan telah mengadakan perjanjian dengan seluruh umat Israel melalui Musa (27:1-10), tentang apa yang harus dilakukan Israel di negeri yang dijanjikan-Nya dan segala konsekuensinya, yaitu : berkat bagi yang semua yang mendengar hukum Tuhan dan taat melakukannya (28:11-14), serta kutuk hingga pembuangan bagi semua orang yang tidak mendengarkan dan tidak melakukan dengan setia segala ketentuan dan ketetapan Tuhan (27:11-26 ; 28 :15-46, 47-68).

Ketika bangsa Israel dapat menguasai, menetap dan bertumbuh-kembang ratusan tahun di negeri perjanjian sebagai bangsa besar (seperti bintang di langit) dan mengalami masa kejayaan di bawah para pemimpin / raja Israel, maka hal ini menyatakan bahwa berkat Tuhan telah nyata dalam kehidupan Israel. Namun, manakala Israel mengalami kemunduran, kemerosotan kekuatan pemerintahan bahkan berakhir dengan penghancuran Yerusalem, pembantaian sebagian penduduknya, serta yang lainnya dicerai-beraikan dan dibuang terutama ke negeri Babil, yang sangat menyengsarakan, menyedihkan dan memalukan bagi Israel sebagai umat perjanjian, sebab mereka menjadi olok-olok dan cemoohan bangsa-bangsa lain, Ini merupakan kenyataan dan penggenapan perjanjian Tuhan dan Israel terkait kutuk yang akan dialami Israel (29:19-29).

Dengan mengalami kehidupan penuh sengsara, kesusahan dan kehinaan yang itu, sejatinya menyingkapkan fakta bahwa telah memilih untuk bersikap dan bertindak tidak mau mendengar dan tidak setia melaksanakan akan ketentuan dan ketetapan Tuhan.

Apabila umat Israel (setelah kehancuran dan pembuangan) menyadari bahwa berkat dan kutuk telah berlaku atas kehidupan Israel, kemudian Israel berbalik kepada Tuhan, dan semua orang (dewasa dan anak-anak) mendengarkan dan melakukan segala perintah Tuhan dengan segenap hati dan jiwa, maka Tuhan Allah:
a. akan memulihkan, menyayangi, mengumpulkan, mengambil semua orang Israel yang terserak-serak, dan selanjutnya memulangkan kembali Israel ke negeri perjanjian, dan akan membuat mereka jauh lebih banyak dari nenek moyang mereka (30:1-5);
b. akan menyunat hati Israel yang kembali, supaya mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan segenap jiwa, dan hidup (30:6,8);
c. akan menghukum bangsa-bangsa yang memusuhi, membenci dan mengejar Israel (30:7);
d. akan melimpahi segenap Israel dengan segala kebaikan-Nya dalam pekerjaan, buah kandungan, hasil ternak dan hasil bumi Israel (30:9), dan e. Tuhan akan bersukacita karena segala keberuntungan yang dialami Israel, dan terutama apabila Israel mendengar suara Tuhan, berpegang pada perintah dan ketetapan-Nya dengan segenap hati dan segenap segenap jiwa (30: 10).

Dari kesaksian kitab Ulangan hari ini, kita diingatkan dan diteguhkan bahwa Tuhan senantiasa berkehendak dan berinisiatif agar umat-Nya mengalami pemulihan dari segala keadaan yang membuat manusia/umat Tuhan mengalami penderitaan dan kematian, untuk beralih dan masuk ke dalam segala kebaikan yang disediakan-Nya, bukan hanya untuk kebaikan, kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan umat yang telah berbalik kepada-Nya, juga untuk semua orang/bangsa yang membutuhkan pemulihan-Nya. Namun Tuhan meminta kita juga bersikap aktif-partisipatif terhadap rencana dan kehendak Tuhan.

Dengan kesetiaan kepada Tuhan dan kehendak-Nya serta segala kebaikan Tuhan yang dialami dalam kehidupannya, maka nama Tuhan dipermuliakan.

POKOK PIKIRAN

1. Allah sungguh mengasihi manusia, sekalipun manusia berulang kali berubah setia kepada-Nya. Allah telah merancang dan menyiapkan kehidupan manusia yang berkelimpahan dalam kasih-Nya (Kejadian 2 : 15-16 ; Ulangan 28:), namun manusia dan keturunannya cenderung memilih untuk memberontak kepada Allah dan ketetapan-Nya, sehingga sebagai konsekuensi atas pilihan dan keputusannya itu umat manusia masuk dalam cengkeraman kuasa “maut”, yakni hidup kefanaan, penderitaan, kesusahan dan kematian (hidup dengan tanda-tanda kutuk). Namun, Allah tetap setia dalam kasih-Nya, dan Ia tidak menghendaki kebinasaan umat manusia. Allah berkenan membaharui perjanjian-Nya dengan manusia, mengampuni kesalahannya dan memberi kesempatan kepada setiap orang untuk bertobat, berbalik dan kembali kepadaNya, bahkan mengembalikan, mengumpulkan dan memulihkan kehidupan umat-Nya dan segenap umat manusia. Inilah yang disaksikan melalui kitab Ulangan yang mendasari pemberitaan hari ini.

2. GKP sebagai bagian dari realitas persekutuan milik Allah, yang telah menerima dan menyambut panggilan Allah dalam Yesus Kristus untuk hidup dalam kebenaran dan cinta kasih-Nya. Dalam perjalanan hidupnya di dunia ini, segenap warga dan bagian GKP dipanggil untuk setia mendengar dan melaksanakan kehendak dan panggilan-Nya. Tanda-tanda kehidupan seperti apa yang kita alami saat ini, apakah seperti orang dan umat yang sedang mengalami berkat atau kutuk? Apa jawab kita? Dalam kehidupan personal kita dapat melakukan introspeksi diri kita sendiri. Sedangkan dalam kehidupan bersama sebagai umat/jemaat/gereja, kita melakukan introspeksi dengan melakukan evaluasi bersama menyangkut bagaimana kita hidup bersekutu dengan Tuhan dan sesama, dalam melayani Tuhan dan sesama, serta dalam bersaksi di hadapan Tuhan dan sesama di tengah lingkungan Gereja dan masyarakat/bangsa/negara kita? Evaluasi bersama kita lakukan antara lain melalui forum persidangan, rapat, rapat kerja, rakor, pertemuan lainnya di dalam kehidupan Jemaat, Klasis dan Sinode. Jika kita tidak setia, apa yang akan terjadi dalam kehidupan pribadi dan persekutuan kita? Inti dari semua pertanyaan tersebut ialah : Apakah kita setia kepada Tuhan, dan kesetiaan itu telah kita wujudkan dengan melaksanakan panggilan-Nya?

3. Sejalan dengan berita Ulangan pasal 30, kita perlu introspeksi dan dengan jujur mengakui bahwa hidup pribadi dan persekutuan kita sesungguhnya tidak sepenuhnya baik-baik saja. Pasti ada perilaku hidup kita yang tidak selaras dengan kehendak Tuhan, sehingga menuntut pengakuan, pertobatan dan pemulihan dalam diri dan persekutuan kita. Ada pula keadaan dan kenyataan dalam kehidupan keluarga, jemaat, gereja, masyarakat/bangsa/negara dan dunia ini yang benar-benar memerlukan reformasi, transformasi, pelepasan dan pemulihan dari berbagai keterbatasan, kelemahan, ketersisihan dan ketidakadilan yang terstruktur, sehingga menuntut dari diri dan persekutuan kita kemauan dan kemampuan untuk menyuarakan, memperlihatkan dan menyatakan empati, kepedulian dan karya-nyata yang lebih baik, benar dan bermakna, yang sungguh-sungguh memuliakan Allah. Perayaan Perjamuan Kudus hari ini, mengingatkan kita bahwa “…Kristus telah mati untuk semua, supaya mereka tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia yang telah mati dan dibangkitkan bagi mereka” (2 Korintus 5: 15).

Dengan merayakan Perjamuan Kudus menjelang Sidang Sinode XXIX GKP, kita mengokohkan pemahaman, penghayatan dan keyakinan kita, bahwa dalam penyertaan Tuhan melalui kehadiran dan kuasa Roh Kudus, kita segenap warga GKP (anak, remaja, pemuda, dewasa, lansia) dan bagian GKP (Jemaat, Klasis, Sinode, Badan Pelayanan dengan Satuan Kerjanya) diberi kemampuan untuk lebih sepenuhnya melaksanakan Tri-tugas panggilan (bersekutu, melayani, bersaksi) yang ber-TriWawasan (GKP, oikumenis, masyarakat/bangsa) dan ber-Tri-Kemandirian (teologi, daya, dana), sehingga lebih bermakna bagi masa depan diri kita, gereja kita, sesama kita dan negeri kita yang indah, kaya raya dan multi kultural ini, negeri yang di dalam kita dilahirkan dan diutus Tuhan di bumi ini. (KLS)








Daftar Label dari Kategori Renungan GKP 2022





NEXT:
* Renungan GKP Minggu, 17 JULI 2022 - Amos 8:4-10 - MINGGU VI SESUDAH PENTAKOSTA



PREV:
Renungan GKP Minggu, 3 JULI 2022 - Tak Terduga Pemulihan-Nya - 2 Raja-raja 5:1-14 - MINGGU IV SESUDAH PENTAKOSTA

Arsip Renungan GKP 2022..

Register   Login